Penyerahan Peta Dasar Digital Pertanahan Skala 1:10.000 Kepada User di Daerah
May 23, 2010 by airianto
Filed under Activities, BPN, Client, Geomatics Business, Remote Sensing Mapping, Training
Salah satu program Badan Pertanahan Nasional Pusat adalah pembangunan Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS). Ini adalah suatu sistem besar yang melibatkan berbagai aspek kegiatan. Salah satunya adalah pembangunan geodatabase spasial pertanahan yang diantara unsur pembentuknya adalah peta dasar pertanahan skala 1:10.000.
Mempertimbangkan faktor ketelitian geometris data spasial yang diharapkan, kelengkapan informasi spasial, dan ketersediaan anggaran, maka metode yang digunakan adalah pemetaan secara remote sensing dengan data masukannya berupa citra satelit SPOT-5.
Adapun pengguna langsung data spasial ini adalah bidang survei pengukuran dan pemetaan di kantor wilayah BPN di tingkat propinsi, dan kantor pertanahan (kantah) di tingkat kotamadya/kabupaten sebagai pendukung dalam pelayanan masyarakat di bidang pertanahan.
Sementara itu, metode pemetaan ini melibatkan komponen-komponen kegiatan: pembuatan kerangka kontrol pemetaan, orthorektifikasi-mosaiking-enhancement-cropping citra satelit, digital mapping, survei toponimi, dan penyusunan geodatabase spasial dengan menerapkan teknologi terkini.
Areal lokasi pemetaan ini pada tahun 2009 mencakup luasan sekitar 4 juta hektar diperuntukkan bagi wilayah-wilayah prov. Sulawesi Utara (kab-kab: Minahasa, Minahasa Selatan, Tumohon, Bitung, Minahasa Tenggara), prov. Sulawesi Tengah (kab-kab: Buol, Toli-Toli), prov. Gorontalo (kab-kab: Pahuwato, Boalemo), prov. Sulawesi Barat (kab-kab: Polewali, Mamuju), prov. Sulawesi Selatan (kab-kab: Janeponto, Bantaeng, Takalar, Gowa, Maros, Barru, Pankajane Kepulauan), dan prov. Sulawesi Tenggara (kab-kab: Konawe Selatan, sebagian Kendari (Konawe), Bombana).
Pemetaan ini dilaksanakan sejak April 2009 sampai dengan November 2009 melibatkan potensi nasional di bidang survey pemetaan yang terdiri dari 9 perusahaan konsultan pelaksana, yaitu: PT Ajisaka Destar Utama, PT Bhumi Prasaja, PT Damarwuri Utama, PT Aerovisi Utama, PT Sangga Bhuana Nusantara, PT Cakrabumi Envirodata, PT Geotrav Bhuana Survei, PT Nusantara Agung Raya, PT Tigenco Graha Persada.
Hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut selanjutnya dicek kelengkapan dan struktur geodatabase-nya sedemikian rupa memenuhi detail desain geodatabase spasial dalam SIMTANAS. Beberapa perbaikan telah dilakukan di sana-sini sebagaimana kewajiban konsultan pelaksana untuk memberikan layanan perawatan selama 6 bulan sejak November 2009.
Pada akhirnya peta digital pertanahan skala 1:10.000 tersebut siap diserahkan kepada kanwil-kanwil BPN dan kantah-kantah BPN yang termasuk dalam program kerja ini. Pelaksanaan penyerahan tersebut dipusatkan di kantor wilayah BPN Sulawesi Selatan di Makassar dari 19 s/d 21 Mei 2010. Implementasi kegiatan ini tidak saja penyerahan data, melainkan juga instalasi komputer dilanjutkan dengan pemberian kuliah umum metodologi dan pelaksanaan pekerjaan pembuatan peta dasar pertanahan skala 1:10.000 dari citra satelit SPOT-5, dan pelatihan penggunaan data dan proses updating. Dengan demikian kegiatan ini dihadiri baik oleh para kepala bidang, kepala seksi dan staf survei pengukuran dan pemetaan (SPP) seluruh kanwil dan kantah yang berkaitan dengan wilayah yang dipetakan ini. Tentu saja dihadiri pula oleh para konsultan pelaksana (dari perusahaan-perusahaan terkait dengan kegiatan ini), mengingat merekalah yang bertugas melakukan transfer teknologi kepada para pengguna.
Dari BPN Pusat hadir Deputi Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan (SPP) Bapak Ir. Wenny Rusmawar Idrus, Direktur Pemetaan Dasar Bapak DR. Irawan Sumarto, Kasubdit Terestris dan Citra Penginderaan Jauh Bapak Ir. Roestomo Eko E., M.Sc, para Supervisi pekerjaan: Ibu Ir. Ati, Bapak A. Giyanto, dan Bapak Edi Pintadi, ST.
Sedangkan saya, Agul Irianto, hadir bersama teman sejawat saya di PT. Ajisaka Destar Utama, Ajat Rosadi. Berangkat dari Jakarta ke Makassar pada Selasa, 18 Mei 2010 malam, dengan penerbangan terakhir Lion Air.
Kegiatan ini dimulai dengan instalasi komputer dan data peta digital pertanahan pada ruang-ruang yang telah disediakan untuk masing-masing kantah (21 kantah) dan kanwil (6 kanwil BPN). Masing-masing kantah menerima 1 set komputer dana data digital peta dasar pertanahan skala 1:10.000 berikut data mentah, data proses, dan data akhir (final).
Sementara itu masing-masing kanwil BPN menerima 1 eksternal hardisk (tanpa komputer) per kabupaten. Meskipun ruangan yang disediakan panitia terlihat sangat terbatas, namun akhirnya semua dapat terpasang meskipun dengan sedikit berdesak-desakan antar satu komputer dengan komputer lainnya.
Pada hari kedua, 20 Mei 2010, adalah prosesi penyerahan data dan komputer secara resmi dari BPN Pusat kepada kantah-kantah dan kanwil-kanwil. Acara dimulai terlambat 1 jam dari jadwal yang ditentukan. Didahului dengan sambutan selamat datang oleh Kepala Kanwil BPN Sulawesi Selatan Bapak Drs. Roli Irawan, SH.,MM.,MH. Beliau menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan tempat yang ada sehingga tidak semua hadirin dapat tertampung pada ruangan acara. Khususnya adalah para konsultan pelaksana hanya dapat diwakili oleh 3 pembawa materi presentasi yaitu: Rian Nurtyawan (PT. Bhumi Prasaja), Agul Irianto (PT. Ajisaka Destar Utama), Lulu (PT. Damarwuri Utama), sementara konsultan-konsultan lain dari 6 perusahaan sejumlah 15 orang harus rela menunggu di ruang instalasi komputer.
Menyusul sambutan selamat datang adalah pengarahan dari Deputi SPP BPN RI, Bapak Wenny. Pengarahan dilakukan dengan suasana yang rileks namun serius. Rileks, materi pengarahan dilakukan dengan santai, diselingi dengan joke-joke segar ciri khas mantan seorang yang bertugas di lapangan. Serius, tidak boleh ada suara dering seluler sedikitpun. Seluruh telpon selular harus di-silent atau bahkan di-non-aktifkan.
Pak Wenny menggaris bawahi pentingnya seluruh staf untuk mengikuti perkembangan teknologi. Permasalahan pertanahan semakin komplek, memerlukan penanganan yang cepat dan berketelitian tinggi. Tumpang tindih, salah ukur, salah dimensi dll sudah bukan jamannya lagi. Teknologi pemetaan digital wahana satelit adalah terobosan guna menghindari salah informasi. Beliau mencontohkan seringnya terjadi kasus dengan cara-cara konvensional, obyek berbentuk segiempat menjadi segitiga, atau sebaliknya. Maka dengan teknologi satellite hal tersebut dapat dihindari, karena rekaman citra terhadap obyek adalah sesuai dengan obyek aslinya. Beliau melengkapi bahwa akurasi geometris obyek kini juga sangat akurat dipenuhi dengan teknologi GPS dan bahkan GPS CORS yang sistem koreksinya disediakan setiap saat.
Diatas segalanya terlebih penting lagi adalah penyatuan antara hati dan akal dalam pelayanan masyarakat. Menyatunya hati dan akal adalah jaminan bahwa tidak akan ada lagi masyarakat dirugikan atas buruknya pelayanan yang diberikan. Tidak akan ada lagi cerita luas menyusut, tidak ada lagi cerita sertifikat ganda, tidak ada lagi ceritera sertifikat aspal (asli tapi palsu). Sekarang adalah era transparasi, semua orang bisa melihatnya. Masyarakatpun telah semakin cerdas. Sumber-sumber informasi berlimpah ruah dan makin mudah didapat.
Di tengah-tengah pengarahannya, Pak Wenny mengabsen rekan-rekan sejawatnya dahulu ketika beliau masih pada level teknis, yaitu mengukur di lapangan. Beliau menyebut satu per satu nama. Nama yang beliau sebutkanpun akurat, benar adanya dan hadir, dengan fisik yang sudah renta rambut putih namun terlihat guratan-guratan kekar fisik orang lapangan, menambah suasana semakin akrab. Beliau, Pak Wenny tidak pernah bercita-cita menjadi Deputi, melainkan bekerja terbaik untuk bangsa, penghargaan dan kepercayaanpun mengikuti dengan sendirinya. Tidak ada alasan sedikitpun dalam bekerja seperti tidak tersedianya SDM, resource dan lain-lain, maka bila bersungguh-sungguh, jalan keluar akan mengiringinya.
Sangking akrabnya, acara pengarahan menjadi ajang sharing para hadirin sehingga harus menambah waktu sampai jadwal rehat (ishoma) yang semula hanya dijadwal s/d pukul 10.30. Pengarahan Direktur Pemetaan Dasar dan Presentasi Teknis Pembuatan Peta Dasar Pertanahan dari Konsultan Pelaksana akhirnya ditunda setelah ISHOMA.
Setelah istirahat sholat dan makan siang (ISHOMA) presentasi proses pembuatan peta dasar pertanahan pertanahan dari citra satelit SPOT-5 dilaksanakan. Dipimpin oleh pihak BPN Pusat, Bapak Ir. Roestomo Eko E., M.Sc, sedangkan detil materi yang disampaikan meliputi: tentang detil teknis citra satelit SPOT-5 oleh Bapak Rian Nurtyawan (PT. Bhumi Prasaja), dilanjutkan dengan proses pembuatan ground control point (GCP), orthorektifikasi, mosaicing, enhancement, cropping oleh Agul Irianto (PT. Ajisaka Destar Utama), dan terakhir proses pemetaan digital, survei toponimi, dan proses geodatabase oleh Bapak Lulu (PT. Damarwuri Utama).
Presentasi berisi hal-hal yang sangat teknis tentang pembuatan peta dasar pertanahan skala 1:10.000 dari citra satelit SPOT-5, jadi sifatnyapun kelas berat, sehingga tidak jarang pula yang mengantuk. Materi ini rasanya cukup rumit untuk konsumsi para staf teknis di daerah, mengingat teknologi ini termasuknya masih relatif jarang ketersediaannya di daerah. Teknologi ini memerlukan perangkat kerja (hardware – software) yang relatif mahal bila dibanding volume pekerjaan yang dibudgetkan secara nasional. Khususnya hardware-software yang memiliki kapabilitas untuk pengamatan dan pengukuran secara tiga dimensi (3D).
Mengingat pada kegiatan pemetaan remote-sensing ini, untuk menjamin akurasi geometrisnya maka pengamatan dan pengukuran detail obyek musti dilakukan secara 3D, khususnya untuk obyek-obyek struktur peta dasar pertanahan (unsur transportasi, unsur hidrologi, dan bidang/persil). Dengan demikian hanya perusahaan-perusahaan tertentu yang telah memiliki pangsa pasar yang relatif lebar yang berani berinvestasi peralatan ini. Namun demikian, kami sangat apreciated terhadap tenaga-tenaga muda di daerah yang tetap antusias untuk berdiskusi meskipun mereka mengaku masih awam dalam hal pengamatan dan pengukuran secara 3D pada pemetaan secara remote sensing. Bila ditilik usia para penanya tersebut adalah usia-usia muda yang baru saja mengenyam pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Akhirnya kegiatan presentasi teknis ini harus memakan waktu 2 jam lebih, dari rencana semula yang hanya 1 jam 30 menit.
Menyusul acara presentasi, akhirnya sampailah pada puncak acara, yaitu pengarahan penggunaan data spasial ini oleh Direktur Pemetaan Dasar BPN, Bapak DR. Irawan Sumarto, sekaligus penyerahan secara resmi data spasial dan perangkat-perangkat penunjangnya.
Dengan resminya data dan perangkat penunjang diserahkan kepada kanwil-kanwil dan kantah-kantah maka dilanjutkan dengan kegiatan detail teknis berupa pelatihan pengoperasian perangkat penunjang dan penggunaan data digital peta dasar pertanahan skala 1:10.000 yang dilaksanakan pada ruang masing-masing kantah dan kanwil yang telah disediakan. Materi disampaikan oleh staf-staf teknis 9 perusahaan konsultan pelaksana, mengingat sifatnya yang juga sangat teknis. Pelatihan ini dilaksanakan s/d pukul 17.00 dan dilanjutkan kembali 21 Mei 2010 mulai pukul 09.00 sampai dengan 11.30, yang pada akhirnya seluruh kegiatan pelatihan ditutup dengan shalat jum’at.
Dengan selesainya acara penyerahan data spasial beserta perangkat penunjang dan pelatihan penggunaan data dimaksud maka para peserta ada yang langsung pulang ke daerah masing-masing, namun tidak sedikit pula yang menyempatkan diri untuk mengenal lebih jauh kota Makassar. Khususnya bagi para konsultan pelaksana yang sebagian besar berasal dari Jakarta dan Bandung.
Beberapa mereka ada yang berkeliling-keliling kota, berbelanja buah tangan dan gift, maupun berkunjung ke tempat-tempat spesial (landmark)-nya Makassar, seperti Pantai Losari, Tanjung Bunga, Maminasata, Fort Rotterdam, Pantai Akarena, Pulau Laelae, Pulau Khayangan, Pulau Samalona, Benteng Sombaopu, Pantai Barombong, Makam Raja-Raja Tallo, Makam Sjekh Jusuf (Gowa), Pelabuhan Rakyat Paotere, Taman Makam Pahlawan, Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar di dunia).
Kebetulan saya dan rekan sejawat saya dari PT. Ajisaka Destar Utama serta sejawat lain saya dari PT. Tigenco Graha Persada menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ke Pantai Losari. Tak lupa kami menyempatkan untuk berbelanja makanan dan minuman khas kota Makassar dan sekitarnya, seperti: minuman markissa, kue-kue kering berbahan dasar sagu dan mente.
Memungkasi seluruh perjalanan kami ke Makassar, akhirnya pukul 17.00 para konsultan pelaksana musti check out dari hotel untuk selanjutnya menuju bandara Sultan Hasanuddin mengingat tiket pulang kami ke Jakarta adalah untuk penerbangan pukul 19.40 kembali lagi bersama Lion Air yang idem dito saja servicenya.